Taling

Taling
Aksara JawaAksara Bali
Fonem[è], [é], [o]
UnicodeU+A9BA 1B3E
Letak penulisandi depan aksara yang dilekatinya.

Taling adalah tanda vokalisasi dalam aksara Jawa dan Bali. Taling melambangkan vokal /eː/ dan /ɛ/. Di Bali, kadang kala taling disebut taleng (lafal: /t̪alɛŋ/). Bila dikombinasikan dengan tarung/tedung, maka akan beralih fungsi menjadi tanda vokalisasi /oː/.

Fungsi dan penggunaan

Aksara Jawa dan Bali merupakan abugida, di mana setiap huruf konsonan diikuti oleh vokal /a/. Taling berfungsi mengubah vokal /a/ pada huruf konsonan yang dilekatinya sehingga menjadi /eː/ atau /ɛ/.

Taling ditulis di depan huruf konsonan yang dilekatinya. Taling bisa dikombinasikan dengan layar/surang yang melambangkan fonem retrofleks /r/, dan cicak/cecek yang melambangkan fonem nasal /ŋ/.

Dalam aksara Bali, taling yang melekati huruf Ha dipakai sebagai pengganti huruf E kara, khususnya bagi kata-kata dalam bahasa Bali asli yang diawali vokal /eː/ atau /ɛ/ pada suku kata pertamanya.

Tanda vokalisasi ai

Tanda vokalisasi ai
Dirga muré (Jawa); Taling detya (Bali)
Aksara JawaAksara Bali
Letak penulisandi depan aksara yang dilekatinya.

Dirga muré atau taling detya (di Bali juga disebut taling marepa) adalah tanda vokalisasi yang melambangkan diftong (vokal rangkap) /aːi/. Namun, dalam bahasa Bali, diftong tersebut sering kali meluluh menjadi vokal /eː/. Biasanya taling detya ditulis untuk kata-kata dalam bahasa Bali serapan (biasanya dari bahasa Kawi dan Sanskerta).

Kombinasi dengan tarung (tedung)

Baik dalam aksara Jawa maupun Bali, taling yang dikombinasikan dengan tarung/tedung berubah fungsi menjadi tanda vokalisasi /oː/. Dalam aturan penulisan, taling ditulis terlebih dahulu, diikuti oleh konsonan, dan diakhiri oleh tarung/tedung.

Bila huruf konsonan yang ingin diberi tanda vokalisasi berwujud pasangan/gantungan aksara yang ditulis ke bawah, penulisan taling dan tarung/tedung tidak digeser ke bawah. Dalam kasus seperti itu, perlu diperhatikan bahwa pasangan/gantungan aksara-lah yang diberi tanda vokalisasi, bukan huruf konsonan yang dilekati oleh pasangan/gantungan aksara tersebut.

Tarung/tedung yang dikombinasikan dengan taling repa (dalam bhs. Bali juga disebut taling detya) akan menjadi tanda vokalisasi /aːu/. Aturan penulisannya sama seperti cara mengkombinasikan taling dengan tarung/tedung.

Lihat pula

  • E kara
  • Kombinasi taling dengan tarung

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
  • l
  • b
  • s
Aksara nglegena (20 aksara dasar)
Ha
Na
Ca
Ra
Ka
Da
Ta
Sa
Wa
La
Pa
Dha
Ja
Ya
Nya
Ma
Ga
Ba
Tha
Nga
8 Aksara murda
Na
Ka
Ta
Sa
Pa
Nya
Ga
Ba
Aksara swara
(5 aksara vokal)
dan 2 Aksara gantèn
A
I
U
E
O
 
Nga lelet
Pa cerek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
 
Aksara tambahan
5 Aksara mahaprana
(arkais)
Sa
Dha
Ja
Tha
Da
 
7 Tidak digunakan
/ dipertentangkan
I Kawi
Ii (aksara Jawa)
Ka Sasak
Nga lelet Raswadi
Ca Murda
Nya Murda
Ai
 
Sandhangan (Tanda diakritik)
6 Sandhangan swara
(pembentuk vokal)
Wulu
Pepet
Suku
Taling
Tarung / raswadi
Cecak telu
 
4 Sandhangan panyigeg
(penutup suku kata)
Wignyan
ꦁ​
Cecak
Layar
Pangkon
 
3 Sandhangan wyanjana
(tengah suku kata)
ꦿ
Cakra
Cakra keret
Péngkal
 
5 Vokal pajang
(arkais)
Panyangga -ṃ
Wulu melik / dirga melik
Suku mendut / dirga mendut
Dirga mure
Tolong (aksara Jawa)
 
Pada (simbol)
8 Tanda baca
 
Adeg
Adeg-adeg
Pada lingsa
Pada lungsi
Pada pangkat
Pada luhur
Pada madya
Pada andhap
Kombinasi tanda baca
dan aksara
꧋꧐꧋
Pada guru
꧉꧐꧉
Pada pancak
꧅ꦧ꧀ꦕ꧅
Purwa pada
꧅ꦟ꧀ꦢꦿ꧅
Madya pada
꧅ꦆ꧅
Wasana pada
8 Hiasan dan simbol arkais
Rerenggan Pada piseleh Pada windu Pangrangkep Pada tirta tumetes Pada isen-isen
  • l
  • b
  • s
Aksara suara
(Vokal)
Warga Kanthya
(Konsonan
langit-langit belakang)
Ka
Ka
Kha
Ka mahaprana
Ga
Ga
Gha
Ga gora
Nga
Nga
Ha
Ha
 
Warga Talawya
(Konsonan langit-langit)
Ca
Ca
Cha
Ca laca
Ja
Ja
Jha
Ja jera
Nya
Nya
Sha
Sa saga
 
Warga Murdhanya
(Konsonan tarik-belakang)
Warga Dantya
(Konsonan gigi)
Ta
Ta
Tha
Ta tawa
Da
Da
Dha
Da madu
Na
Na
Sa
Sa danti
 
Warga Osthya
(Konsonan bibir)
Pa
Pa
Pha
Pa kapal
Ba
Ba
Bha
Ba kembang
Ma
Ma
 
Aksara ardhasuara
(Semivokal)
Ya
Ya
Ra
Ra
La
La
Wa
Wa
 
Pangangge (tanda diakritik)
Pangangge suara
(tanda vokalisasi)
a
Pepet
a
Tedung
i
Ulu
ī
Ulu sari
ṛ
Guwung macelek
u
Suku
ū
Suku ilut
e
Taling
ai
Taling detya
Pangangge tengenan
h
Bisah
r
Surang
ng
Cecek
-
Adeg-adeg
 
Pangangge aksara
(tanda semivokalisasi)
y
Nania
w
Suku kembung
r
Guwung
 
Ceciren ring babawosan (tanda baca)
 
,
Carik
.
Carik kalih
.
Pasalinan
:
Pamungkah
"
Idem
‘
Panten
“
Pamada